Sejarah Imlek di Indonesia – Asal Usul Imlek Tionghoa. Setiap tahunnya, perayaan Tahun Baru Imlek
jatuh pada tanggal yang berbeda-beda, yaitu antara tanggal 21 Januari
sampai 20 Februari. Di hari itulah adalah satu hari bersejarah atau
perayaan terpenting oleh orang Tionghoa.
Dalam kalender Tionghoa, titik balik mentari musim dingin harus
terjadi di bulan 11, yang berarti Tahun Baru Imlek biasanya jatuh pada
bulan baru kedua setelah titik balik mentari musim dingin (dan kadang
yang ketiga jika pada tahun itu ada bulan kabisat).
Dalam perayaan tahun baru imlek Tionghoa, ternyata ada beberapa kesemaan antara budaya imlek dengan islam. Salah satunya yaitu warna merah. Budaya imlek sangat identik dengan AngPao (Ang = Merah, Pao = Amplop/bungkusan). Dengan kata lain, di dalam perayaan tahun baru imlek
tentu banyak didominasi oleh warna merah atau amplop merah (AngPao),
dimana warna merah ternyata merupakan salah satu warna kebanggaan
Rosulullah SAW. Untuk selengkapnya, silakan Anda bisa baca pada artikel “Kesemaan Budaya Imlek dengan Islam“.
OK. kembali ke inti permasalahan yaitu sejarah tahun baru imlek.
Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan
Tahun Baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema
umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta
penyulutan kembang api.
Dan berikut adalah sejarah dan mitos tahun baru imlek seperti yang dilansir wikipedia indonesia.
Sejarah : Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan
permulaan sesuatu tahun masih belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal
tahun bermula pada bulan 1 semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti
Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China. Bulan kabisat yang
dipakai untuk memastikan kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran
mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti
Shang (menurut catatan tulang ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian).
Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun
tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM. Pada 104 SM, Kaisar Wu yang
memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun
sampai sekarang.
Mitos : Menurut legenda, dahulu kala, Nián adalah
seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat
lain, dari bawah laut), yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan
hasil panen, ternak dan bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri
merka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal
tahun. DIpercaya bahwa melakukan hal itu Nian akan memakan makanan yang
telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak
dan hasil Panen. Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari
ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan
pakaian berwarna merah. Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan
warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk
akan menggantungkan lentera dan gulungan kerta merah di jendela dan
pintu. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian.
Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun
Baru. Guò nián yang berarti “menyambut tahun baru”, secara harafiah
berarti “mengusir Nian”.
Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada
akhirnya ditangkap oleh Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian
kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu.
Sejarah Tahun Baru Imlek di Indonesia : Di
Indonesia, selama tahun 1968-1999, perayaan tahun baru Imlek dilarang
dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967,
rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala
hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.
Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan
kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden
Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden
Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan
Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek
sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang
merayakannya). Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai
salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri
mulai tahun 2003.
0 komentar:
Posting Komentar