Pertanyaan:
assalamuailaikum wr.wb|
af1 sbelumnya ustad,, mungkin pertanyaannya kurang sopan
tapi dari pada saya harus bingung,,makanya saya beranikan untuk
bertanya,,|| apakah diperbolehkan dalam islam memperbesar alat vital
pria|
tks,, waalaikumsalam wr.wb
Jawaban:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saudara penanya yang ‘berani’, anda harus mengetahui bahwa
Allah SWT tidak malu untuk mengatakan yang benar, karenanya dalam agama
kalau memang mengganjal fikiran anda dan membuat anda bingung, dengan
tujuan untuk menuntut ilmu, maka silahkan anda bertanya dantidak perlu
malu.
Ada beberapa hal yang dapat mengurangi nikmatnya saat
berhubungan badan (berjima’) antara suami isteri, baik di pihak suami
atau pun pihak isteri, diantaranya adalah kecilnya dzakar atau alat
vital suami. Baik karena ada suatu penyakin turunan atau atau mungkin
juga karena suami inpotensi dan sejenisnya.
Tujuan pernikahan
Yang perlu kita ketahui di sini adalah bahwa diantara
tujuan pernikahan adalah pasangan suami isteri dapat saling memberikan
kepuasan dan kenikmatan saat berjima’. Laki-laki dan wanita yang sudah
sah menurut syariah Islam menjadi pasangan resmi suami isteri, halal
bagi keduanya untuk saling memberikan kenikmatan seksual, bahkan ini
akan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Selanjutnya yang juga perlu diingat, berhubungan badan ini
hanya diperbolehkan bagi pasangan suami isteri yang sah dan itu
dilakukan pada tempat yang sudah ditentukan oleh syariah, yaitu melalui
qubul (vagina) bukan dubur (anus)
Allah SWT berfirman:
“نسآؤكم حرث لكم فأتوا حرثكم أنى شئتم “.
“Isteri-isteri kalian adalah ladang bagi kalian, maka datangilah mereka bagaimana kamu kehendaki”. (Al-Baqarah: 223)
Maksudnya adalah gaulilah isterimu dengan cara yang kamu kehendaki asal melalui tempatnya, yaitu qubul atau vagina isterimu.
Konsultasi dokter
Agar tidak merugikan diri anda secara medis, sebaiknya anda
berkonsultasi dengan seorang dokter Muslim yang dapat dipercaya akan
amannya obat dan alat tersebut, sehingga benar-benar aman dan tidak
mengganggu kesehatan anda dan isteri anda.
Kesimpulan
Kesimpulannya, tidak ada larangan bila hal ini akan dapat
membuat isterinya puas dan menikmati hubungan badan suami isteri, sejauh
tidak menimbulkan mudharat (bahaya) baik bagi anda atau isteri anda,
karena asal segala sesuatu adalah boleh kecuali kalau ada dalil syar’I
yang melarangnya. Seorang suami dituntut untuk dapat berlaku baik dalam
menggauli isterinya hingga isterinya merasa sangat puas dari hubungan
badan tersebut, demikian pula sebaiknya. Karena Islam mengajarkan adanya
‘mukaddimah’ sebelum berjima’, sehingga akan melahirkan rangsangan yang
memuncak antara suami isteri.
Ini yang bisa kami sampai, semoga hubungan anda dan isteri
anda selalu harmonis dan bisa saling memuaskan serta selalu bernilai
ibadah di sisi Allah SWT. Wallahu a’lam bishshawab wa huwa yahdissabil.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
(eramuslim.com)