Unyuk diketahui olh tman2 dInfokes Smua bahwa lama menonton
tv ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan kita, SUATU review atas studi-studi
yang disiarkan dalam 40 tahun terakhir telah menunjukkan bahawa menonton tv bsa
menyebabkn lebih tingginya risiko terkena diabetes, problema jantung dan
kematian dini di antara orang yang banyak menonton televisi.
Hasil metaanalysis oleh para ilmuwan Amerika di Harvard
School of Public Health itu dipublikasikan dalam Journal of the American
Medical Association edisi 15 Juni.
Nonton TV lebih dua jam per hari bisa meningkatkan risiko
terserang penyakit diabetes type dua dan penyakit jantung, sementara lebih tiga
jam sehari menaikkan risiko seseorang meninggal dini.
Setiap kenaikan dua jam sehari dalam menonton acara televisi
dikaitkan dengan 20 persen lebih tinggi risiko diabetes type dua; 15 persen
kenaikan risiko penyakit cardiovascular (jan-tung) fatal atau tak fatal; dan 13
persen lebih tingginya risiko kematian dari semua penyebab.
"Kalau asosiasi antara waktu yang dihabiskan menonton
TV dengan risiko diabetes type dua dan penyakit jantung adalah searah, risiko
mortalitas dari semua penyebab tampaknya meningkat dengan durasi nonton tv
lebih tiga jam per hari," papar studi tadi pada 14 juni.
Prevalen
Kebiasaan menghempaskan diri di depan pesawat televisi dan
menonton selama berjam-jam merupakan rata-rata aktivitas keseharian lima jam di
AS tapi juga merupakan suatu praktik yang prevalen di seantero dunia.
Di Eropa, orang menghabiskan sekira 40 persen dari waktu
luang mereka setiap harinya -- atau tiga jam -- di depan layar kaca itu, dan di
Australia rata-rata orang menghabiskan 50 persen dari waktu luang keseharian
atau empat jam, ungkap penelitian tadi.
"Pesan itu sederhana. Pengurangan jam menonton televisi
dapat memperkecil secara signifikan risiko terkena penyakit kencing manis type
dua, penyakit jantung, dan kematian dini," ujar pengarang senior Frank Hu,
profesor ilmu nutrisi dan epidemiologi di Harvard.
"Kita sebaiknya tidak hanya mempromosikan peningkatan
level kegiatan fisik tapi juga mengurangi prilaku kurang gerak, khususnya
menonton televisi berlama-lama," tandas pakar tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar