Hal tersebut berdasarkan studi dari University of Glasgow yang telah melacak status kesehatan 6.000 pria selama bertahun-tahun.
Penelitian ini jelas bertentangan dengan hasil studi yang selama ini menyebutkan teh mampu menurunkan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker.
Para ahli juga menyatakan peminum teh memiliki gaya hidup yang sehat. Namun gaya hidup sehat yang menurunkan risiko kematian tersebut justru memberi waktu bagi peminum teh untuk mengembangkan kanker prostat.
“Kamu tidak tau apakah teh merupakan faktor utama atau apakah karena peminumnya bisa panjang umur ketika kanker prostat semakin mudah menyerang. Akan tetapi, kami juga menyesuaikan perbedaan penelitian sebelumnya dan tetap menemukan pria yang minum banyak teh berisiko terkena kanker prostat,” terang kepala peneliti, Dr. Kashif Shafique :
Penelitian sebelumnya, teh dianggap sebagai minuman yang kaya antioksidan yang mampu mengontrol inflamasi, menurunkan risiko penyumbatan darah, dan membatasi kinerja arteri yang menyempit.
Sementara itu, Dr. Carrie Ruxtond ari Tea Advisory Panel yang tidak terlibat dalam penelitian menganggap hasil penemuan ini cukup membingungkan.
“Kita kekurangan informasi karena kita tidak tahu faktor diet apa saja yang mempengaruhi. Penelitian lain menyebutkan teh bersifat melindungi atau memiliki efek netral pada kanker prostat, dan para ahli tahu tidak ada bahan dalam teh yang bisa menyebabkan kanker,” katanya.
Mungkin minum teh tetap menyehatkan, namun perlu diingat untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsinya. Sebab selama ini yang dilakukan berlebihan memang tidak pernah menghasilkan hal yang baik, bukan? Bagaimana menurut Anda?
0 komentar:
Posting Komentar