|
Udah
nyoblos demi nasib 10 juta penduduk Jakarta? Kabarnya sih satu suara
kamu bisa mengubah nasib penduduk Jakarta lainnya. Apa benar? Tapi, mau
siapapun gubernur Jakarta yang terpilih, mau berkumis atau berjambang,
baju kotak-kotak maupun garis-garis, ada hal yang kayaknya sih belum
akan berubah dari Jakarta. Apa saja ya?
TransJakarta tetap dikendarai Supir, Bukan Mesin
Jakarta boleh bangga punya sistem mass rapid transportation bernama
Trans Jakarta yang punya jalur sendiri. Tapi, silakan bermimpi kalau
mau Trans Jakarta lebih cepat dan nggak pakai nunggu lama dengan sistem
mesin kayak MRT di Singapura atau Jepang. Kebayang nggak gubernur
Jakarta harus bikin sistemnya dulu, terus percobaan sampai akhirnya
benar-benar beroperasi butuh waktu berapa lama? Yang ada nanti nasibnya
kayak monorail, dianggurin!
Bis Hobi Berhenti Sembarangan
Dari
jaman presiden masih Soekarno sampe sekarang SBY, bus kota di ibukota
tercinta ini punya kebiasaan buruk yang agak mustahil untuk diubah:
yaitu kebiasaan mereka untuk berhenti di sembarang tempat. Ini
sebenernya hal yang sangat rumit sih. Yang salah bukan cuma cuma mental
pengemudinya, tapi juga mental penumpangnya. Coba kalo kamu naik metro
mini. Seberapa sering kamu minta diturunin di halte? Ya kalo tujuan kamu
emang deket halte aja kan. Kalo tujuan kamu jauh dari halte? Ya kamu
minta diturunin deket tujuan kamu dong. Jadi sebenernya para
penumpangnya juga fine-fine aja dengan bis berhenti sembarangan. Selain
itu jalan-jalan di Jakarta juga kayaknya mendukung para bis ini untuk
berhenti sembarangan gitu.
Pejalan Kaki Tetap Tertindas
Kamu
bercita-cita bisa jalan kaki dengan nyaman di trotoar Jakarta sambil
menikmati rimbunnya tanaman dan langit yang cerah. Terus bisa dengan
tenang nyebrang jalanan tanpa ketakutan diserempet motor atau bajaj,
rasanya kayak jalan di kota New York ya? Mungkin untuk yang satu ini
masih jadi mimpi. Kamu tau dong trotoar di Jakarta kayak apa? Trotoar
yang bagus, layak, dan bebas dari halangan di Jakarta itu masih terbatas
banget. Sisanya? Pejalan kaki masih harus bersaing sama motor, pedagang
kaki lima, dan pohon yang ditanam sembarangan. Butuh waktu yang lama
banget sih buat ngebetulin semua ini. Jadi jangan terlalu banyak
berharap lah.
Jalanan Protokol Tetap Ada 3 in 1
Layaknya
shampoo atau kopi susu instan, 3 in 1 masih akan ngetren siapapun
gubernurnya. Walaupun dianggap nggak efektif dan menimbulkan keresahan
karena adanya joki, kayaknya gak ada gubernur yang akan benar-benar
menghilangkan sistem 3 in 1 secepat itu. Kenapa? Soalnya sistem-sistem
lain yang harusnya bisa digunakan untuk menggantikan 3 in 1 pastinya
masih akan memakan waktu lama untuk diimplementasikan. Trus selama
mencoba implementasi sistem baru tersebut gimana? Masa 3 in 1-nya mau
dilepas dulu? Gak mungkin juga kan? Saran MBDC sih, mending kamu
manfaatin aja 3 in 1 ini sebagai sarana nebeng gratis. Jadiin diri kamu
sebagai joki gratis bagi temen kamu yang kebetulan emang butuh joki.
Mayan kan, kamu dapet tebengan, temen kamu dapet joki. Sama-sama untung!
Monas Atasnya Tetep Terbuat dari Emas
Monas
kebanggaan orang Jakarta. Konon karena emasnya aseli 24 karat! Sampai
saat ini belum ada sih yang coba-coba manjat ke puncak Monas dan ambil
sedikit emasnya buat dijadikan perhiasan. Sampai saat ini juga belum
ada sih gubernur yang coba-coba ganti emas di atas Monas itu dengan
beras ketan atau tape uli. Lucu juga sih, kalau ada yang berani kaya
gitu tapi nanti emasnya ditaro di mana? Buat membangun Jakarta? Ya boleh
juga sih. Tapi kayaknya itu gak mungkin terjadi dalam waktu dekat sih.
Kayaknya untuk sementara ini, puncaknya monas bakal tetep terbuat dari
emas.
0 komentar:
Posting Komentar