Bermain di liga top Eropa, banyak
pesepakbola Muslim yang tetap beribadah. Mereka juga hidup sesuai dengan
ajaran Islam, dengan menghindari makanan yang diharamkan oleh agama.
Hal itu menjadi kunci rahasia kenapa jarang dari mereka yang kehidupan
pribadinya diberitakan.
Banyak pemain sepakbola beragama Islam
yang bermain di liga utama Eropa, seperti Bundesliga Jerman, La Liga
Spanyol, Liga Primer Inggris, dan Serie A Liga Italia. Mereka di
antaranya, Frederic Oumar Kanoute, Frank Ribery, Karim Benzema, Hatem
Ben Arfa, Samir Nasri, dan Djibril Cisse.
Selain dikenal karena performa menawan
di lapangan, mereka juga membanggakan soal menjalankan rukun Islam. Para
pemain itu dikenal taat beribadah di tengah tuntutan kerja dengan
standar tinggi. Hidup di tengah pusat mode dan budaya hura-hura, mereka
tetap berpendirian teguh mengamalkan ajaran Islam.
Berikut beberapa pemain sepak bola muslim Eropa yang sangat taat pada ajaran Islam :
Rami Shaaban
Tidak sedikit pecinta sepabola yang
masih asing mendengar namanya. Kiper timnas Swedia ini dilahirkan di
Fisksatra, Stockholm, Swedia, pada 30 Juni 1975. Ia keturunan Mesir
lewat pertalian darah ayahanya, yang menikahi ibunya dari Finlandia.
“Hidupku dipandu dengan Alquran. Aku senantiasa melafalkan beberapa ayat sebelum bertanding,”
Shaaban yang pernah berkarier di Arsenal
ini senantiasa melafalkan beberapa ayat sebelum bertanding. Dia
menegaskan tidak pernah minum minuman beralkohol yang diharamkan,
termasuk dugem di klub-klub malam.
Stephen Appiah
Pemain timnas Ghana ini sekarang bermain
di Liga Serbia dan bergabung dengan Vojvodin. Mantan pemain Parma ini
pada awalnya sempat bingung ketika pada awal 2000-an datang ke Italia.
Dia kesulitan menemukan makanan yang halal.
“Saya sempat bingung saat pertama kali
menginjakkan kaki di Italia, karena saya sulit menemukan makanan yang
halal,” kata dia ketika awal 2000-an bermain di Serie A.
Khalid Boulahrouz.
Di timnas Belanda maupun di kalangan
pesepakbola Muslim yang bermain di Eropa, mungkin Boulahrouz kalah
tenar. Di timnas dia kalah populer dibanding dua pemain Muslim lainnya,
yakni Robin van Persie dan Ibrahim Affelay.
Namun dalam urusan spiritual, mantan bek
Chelsea ini layak diapresiasi. Menurut kerabatnya, Boulahrouz sering
terlihat membaca Alquran dan Itikaf di masjid.
”Saya harus banyak belajar tentang Islam
dan berusaha menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya,” kata pemain
keturunan Maroko ini. “Saya juga berusaha menyempatkan mengaji Alquran
supaya saya merasa hidup dalam kedamaian.”
Kolo Toure
“Saya seorang Muslim, saya harus
menghormati orang lain. Kesuksesanku adalah berkat doaku kepada Allah,”
kata pemain Manchester City ini.
Ibrahim Afellay
Pemain yang memperkuat Barcelona ini
memiliki identitas Muslim yang cukup jelas, baik secara fisik maupun
tingkah laku. Dia memiliki wajah khas jazirah Arab dan berkepribadian
santun. Mantan gelandang serang PSV Eindhoven ini dianggap sebagai salah
satu pemain berbakat dalam persepakbolaan Belanda.
Ia pernah memperoleh penghargaan sebagai
pemain terbaik Eredivisie Liga Belanda pada musim 2007-2008. Ibrahim
Afellay terpilih sebagai “Muslim van Het Jaar” atau Muslim Teladan di
Belanda. Kini Afellay berpotensi menjadi pemain masa depan timnas
Oranye.
Frank Ribery
Frank Ribery yang menjadi kreator
serangan timnas Perancis memiliki ciri terdapat goresan luka di
wajahnya. Ribery adalah mualaf dan memeluk Islam setelah meminang
istrinya yang keturunan Perancis-Aljazair.
Ribery semakin menjadi idaman
pendukungnya setelah berkata, “Saya berdoa lima kali sehari, saya
melakukannya karena itu memungkinkan saya untuk dilepaskan dan saya
merasa lebih baik setelahnya.” Sontak ucapannya itu menjadikan dia
sebagai Muslim yang taat sebab tidak pernah untuk lupa berdoa setiap
menjelang pertandingan dimulai.
“Saya mengakui bahwa Islam adalah sumber
kekuatanku di dalam dan di luar lapangan,” kata pemain Bayern Muenchen
ini. Ribery melakukan testimoni, “Ketika saya mengalami masa tersulit
dalam karier, saya menemukan Islam yang memberi kedamaian pada
akhirnya.”
Sulley Muntari
Saat ini dia berstatus sebagai
pemain pinjaman AC Milan dari Inter Milan. Gelandang timnas Ghana ini
merupakan sosok pemain Muslim yang rajin menjalankan perintah agama.
Sebagai contohnya, ketika Seri A Liga Italia bergulir di bulan Ramadhan,
dia lebih memilih tetap berpuasa daripada membatalkannya.
Pelatih Inter kala itu, Jose Mourinho
pernah mengingatkannya agar ia tidak berpuasa, namun Muntari tetap pada
pendiriannya dan terbukti penampilannya di lapangan tidak menurun
gara-gara berpuasa.
Itulah beberapa contoh pemain sepak bola
top beragama Muslim yang merumput di liga Top Eropa. Walaupun mereka
hidup di tengah kompetisi yang butuh profesionalisme tinggi dan juga
banyak sekali godaan yang menerpa, mereka tetap taat menjalankan
keyakinanya dan tetap beriman kepada Allah SWT. Sudah sepatutnya bagi
kita untuk mencontoh perilaku mereka. Semoga mereka semakin taat
menjalankan ajaran agama sembari mengukir prestasi gemilang di klubnya
masing-masing. Sehingga para pemain Muslim itu bisa menjadi teladan bagi
umat Islam di dunia, yang menemukan contoh pribadi Muslim ideal.