INFO.OI - Kisah Arisan Syur Kaum Sosialita. Arisan bisa
dikatakan sebagai budaya yang akrab dengan kita sebagai orang Indonesia.
Kegiatan yang identik dengan perkumpulan kaum wanita ini sebenarnya
punya banyak bentuk.
Arisan bisa sebagai kegiatan bersosialisasi, tempat sekelompok orang
yang terbentuk berdasarkan kedekatan demografis, geografis, hingga
kumpulan sahabat untuk berkumpul dan bersilaturahim.
Menariknya lagi arisan merupakan kegiatan yang tak mengenal kelas
sosial, mulai dari tingkat RT hingga kalangan jetset bisa melakukannya.
Yang membedakan mungkin apa yang dijadikan materi arisan.
Ada arisan yang “wah” dari segi jumlah nominal uangnya, arisan
perhiasan, hingga batu permata. Benar tidak sih kaum sosialita di kota
besar suka “pol-polan” saat menggelar acara yang satu ini?
Jika Anda penasaran mengenai kebenarannya, coba simak buku bertajuk
Kocok! The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites, yang ditulis
Joy Roesma dan Nadia Mulya berdasarkan pengalaman pribadi mereka.
“Kami menyebutnya arisan urban legend, gaya arisan yang sering kita
dengar tapi ada atau tidak faktanya tidak pernah kita ketahui pasti,”
ujar Nadia, presenter dan pembawa acara, saat peluncuran bukunya di
Canteen, Plaza Indonesia, Rabu (20/2/2013) lalu.
Dalam buku yang terdiri atas 10 bab ini Nadia dan Joy menuangkan
bagaimana peserta arisan harus berdandan sesuai dengan dresscode
tertentu, dan apa saja materi yang menjadi bahan arisan. Banyak
kasak-kusuk yang beredar bahwa para sosialita juga mengadakan arisan
“brondong”. Jika biasanya yang menang mendapat sejumlah uang atau barang
dari para peserta arisan, dalam arisan brondong pemenang akan
mendapatkan pria muda untuk diajak berkencan.
Joy dan Nadia mencoba menelusuri kebenaran kasak-kusuk yang beredar
ini dengan cara menggali informasi sebanyak-sebanyaknya. Mereka berdua
mengaku bukan pelaku langsung arisan urban legend ini, dan berupaya
menguliknya dari rekan-rekan sosialita. “Mereka membagi ceritanya, namun
sebagai informan rahasia identitas mereka tidak kami sebutkan di sini,”
tambah Joy, tanpa mengungkap secara detail kelanjutan kisah arisan
brondong itu.
Selain mengangkat sisi “juicy” arisan warga kelas atas di Jakarta,
buku ini juga mengangkat bagaimana arisan dijadikan ajang bisnis, dan
bagaimana para peserta terlibat dalam berbagai kegiatan amal. Kegiatan
arisan juga diliput oleh media gaya hidup, agar kelompok ini makin
eksis.
“Saya harap pembaca bisa menjadikan buku ini sebagai hiburan dan mengambil hikmahnya,” lanjut Joy.
Jika Anda ingin sebuah buku yang mengungkap lika-liku kehidupan para
sosialita, disampaikan dengan bahasa yang ringan namun menggigit, Kocok!
The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites bisa menjadi teman
Anda untuk menikmati waktu senggang.
0 komentar:
Posting Komentar