Jenis Obat Yang Menurunkan Gairah Seks. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwasanya obat merupakan salah satu perantara untuk menyembuhkan berbagai penyakit tertentu, namun kenyataannya tidak jarang jenis-jenis obat yang justru membawa dampak negative, seperti halnya jenis-jenis obat di bawah ini yang dapat membunuh gairah seksual Anda.
Untuk itu, agar Anda tetap Fit dalam urusan ranjang dan atau jika Anda mengalami masalah gairah bercinta, ada baiknya sekarang memeriksa lemari obat Anda. Jangan sampai di dalam lemari tersebut terdapat jenis obat-obat yang justru menjadi penyebab turunya gairah seks.
Apa sajakah jenis jenis obat yang dapat menurunkan gairah seks dan bahkan membunuh gairah seks seseorang? Sebagaimana yang dilansir kompas health, ada 3 jenis obat yang patut di waspadai. Karena ke-3 obat-obat tersebut dapat membunuh/menurunkan gairah bercinta Anda.
- Obat diabetes
Baik diabetes sendiri maupun obat yang digunakan untuk mengobatinya dapat mengurangi gairah seksual dan orgasme. Dan perubahan-perubahan ini pada gilirannya dapat mempengaruhi gairah seksual.
Terkadang, hanya dengan beralih ke jenis obat yang lain atau menggunakan formulasi berbeda dari obat yang sama, dapat mengatasi efek samping menurunnya dorongan seks. Tetapi jika tidak berhasil dan obat masih diperlukan, jangan putus asa.
“Konsultasikan dengan ahli pengobatan seksual yang ahli dengan resep obat dokter untuk mendapat strategi lain,” saran Alan M. Altman, MD, asisten profesor klinis di Harvard Medical School sekaligus spesialis masalah menopause dan seksualitas paruh baya.
- Obat anti depresi
Obat anti depresi yang mengandung selective serotonin-reuptake inhibitor (SSRI) seperti Prozac seharusnya bisa menghibur, tetapi sayangnya justru dapat mengganggu salah satu potensi sumber kebahagiaan: kenikmatan seksual.
Beberapa dokter tidak meresepkan SSRI, tetapi memberikan Wellbutrin, yang dapat meningkatkan hormon dopamin dan bertindak sebagai ‘penangkal SSRI’.
Tubuh setiap orang bereaksi berbeda terhadap obat-obatan. Untuk beberapa orang, depresi itu sendiri sudah lebih dari sebuah penghambat dorongan seks daripada SSRI.
“Tapi untuk beberapa pasien tertentu, ketika diberi SSRI, gairah seksualnya dapat naik dan dapat aktif secara seksual dibandingkan sebelumnya,” kata Marjorie Green, MD, direktur dari Pusat Kedokteran Seksual Perempuan Mount Auburn di Cambridge, Massachusets, dan instruktur klinis di Harvard Medical School.
- Obat Kontrasepsi
Beberapa obat kontrasepsi dapat meningkatkan kadar sex-hormone-binding globulin (SHBG) pada perempuan. SHBG menurunkan jumlah testosteron yang beredar bebas dalam aliran darah dan menurunkan libido atau gairah seksual.
Penelitian tahun 2006 oleh Universitas Boston yang dipimpin oleh Irwin Goldstein, MD, direktur San Diego Sexual Medicine dan editor kepala The Journal of Sexual Medicine, menemukan bahwa pil KB memiliki efek jangka panjang terhadap libido atau gairah seksual perempuan.
Tingkat SHBG dua kali lebih tinggi pada perempuan yang meminum pil dibandingkan dengan perempuan yang tidak meminum pil.
Efek jangka panjang ini cukup langka. Namun Hilda Hutcherson, MD, profesor kandungan di Columbia University, menemukan bahwa gangguan seks yang berhubungan dengan obat pengontrol kelahiran ini biasanya hilang ketika beralih menggunakan pil dengan formulasi yang berbeda.
“Tampaknya progestin lah yang mempengaruhi libido. Beberapa progestin memiliki efek androgen (hormon laki-laki), dan cenderung memiliki efek yang kurang baik bagi libido,” kata Dr Hutcherson.
Untungnya, Dr Hutcherson melihat sebagian besar pasien perempuannya mengaku gairahnya kembali muncul jika berhenti meminum pil kontrasepsi.
Semoga artikel kesehatan seks “Jenis-Jenis Obat yang dapat Menurunkan Gairah Seks” seperti yang dijelaskan diatas, dapat bermanfaat bagi para pembaca semuanya.
Baik diabetes sendiri maupun obat yang digunakan untuk mengobatinya dapat mengurangi gairah seksual dan orgasme. Dan perubahan-perubahan ini pada gilirannya dapat mempengaruhi gairah seksual.
Terkadang, hanya dengan beralih ke jenis obat yang lain atau menggunakan formulasi berbeda dari obat yang sama, dapat mengatasi efek samping menurunnya dorongan seks. Tetapi jika tidak berhasil dan obat masih diperlukan, jangan putus asa.
“Konsultasikan dengan ahli pengobatan seksual yang ahli dengan resep obat dokter untuk mendapat strategi lain,” saran Alan M. Altman, MD, asisten profesor klinis di Harvard Medical School sekaligus spesialis masalah menopause dan seksualitas paruh baya.
Obat anti depresi yang mengandung selective serotonin-reuptake inhibitor (SSRI) seperti Prozac seharusnya bisa menghibur, tetapi sayangnya justru dapat mengganggu salah satu potensi sumber kebahagiaan: kenikmatan seksual.
Beberapa dokter tidak meresepkan SSRI, tetapi memberikan Wellbutrin, yang dapat meningkatkan hormon dopamin dan bertindak sebagai ‘penangkal SSRI’.
Tubuh setiap orang bereaksi berbeda terhadap obat-obatan. Untuk beberapa orang, depresi itu sendiri sudah lebih dari sebuah penghambat dorongan seks daripada SSRI.
“Tapi untuk beberapa pasien tertentu, ketika diberi SSRI, gairah seksualnya dapat naik dan dapat aktif secara seksual dibandingkan sebelumnya,” kata Marjorie Green, MD, direktur dari Pusat Kedokteran Seksual Perempuan Mount Auburn di Cambridge, Massachusets, dan instruktur klinis di Harvard Medical School.
Beberapa obat kontrasepsi dapat meningkatkan kadar sex-hormone-binding globulin (SHBG) pada perempuan. SHBG menurunkan jumlah testosteron yang beredar bebas dalam aliran darah dan menurunkan libido atau gairah seksual.
Penelitian tahun 2006 oleh Universitas Boston yang dipimpin oleh Irwin Goldstein, MD, direktur San Diego Sexual Medicine dan editor kepala The Journal of Sexual Medicine, menemukan bahwa pil KB memiliki efek jangka panjang terhadap libido atau gairah seksual perempuan.
Tingkat SHBG dua kali lebih tinggi pada perempuan yang meminum pil dibandingkan dengan perempuan yang tidak meminum pil.
Efek jangka panjang ini cukup langka. Namun Hilda Hutcherson, MD, profesor kandungan di Columbia University, menemukan bahwa gangguan seks yang berhubungan dengan obat pengontrol kelahiran ini biasanya hilang ketika beralih menggunakan pil dengan formulasi yang berbeda.
“Tampaknya progestin lah yang mempengaruhi libido. Beberapa progestin memiliki efek androgen (hormon laki-laki), dan cenderung memiliki efek yang kurang baik bagi libido,” kata Dr Hutcherson.
Untungnya, Dr Hutcherson melihat sebagian besar pasien perempuannya mengaku gairahnya kembali muncul jika berhenti meminum pil kontrasepsi.